Kita tahu apa yang dinamakan takdir?
Emt jalan yang dituliskan Tuhan untuk kita. Sederhananya menurutku begitu.
Setiap manusia pasti takdirnya berbeda-beda. Percaya? Percayalah Tuhan kan
punya banyak stok takdir.
Kalau bisa disebut alur merupakan
bagian dari takdir. Mengapa? Pernyataan sebelumnya, “jalan yang dituliskan
Tuhan”. Penekanan pada J-A-L-A-N sama halnya dengan alur. Untuk menjalankan
jalannya *loh* kita perlu alir. Mudahnya untuk menghadapi suatu hal kita perlu
tata cara atau langkahnya.
Nah, saat kita sudah mengetahui
bagaimana kita akan melangkah, pasti kita akan segera melangkah bukan? Saat kita
melangkah pasti kita akan mendapati proses baru. Proses yang sebelumnya kita
sudah rencanakan. Semoga saja rencananya tidak meleset. Disaat itulah kita
menjalani alir.
Selain menjalani kitapun harus paham
tentang bagaimana selanjutnya. Ralat. Merencakan atau mempunyai gambaran
tentang bagaimana selanjutnya. Mengapa? Supaya kita tidak terjebak dalam
situasi alir.
Alir yang kita jalani pastilah dari
pemikiran yang sedemikian hingga dari berbagai sudut pandang. Jadi alir yang
kita jalani bisa membantu kita dalam berproses.
Lalu, bagaimana saat menjalani alir
kita mengalami kesulitan? Yaa semacan kendala. Apakah kita harus menghentikan
alir dan beralih pada alir baru? Tidak semudah itu. Ketika kita sudah memilih
bahkan menjalani suatu alir, kita harus konsekuen terhadap alir tersebut.
Apapun resikonya, kendalanya ataupun hal yang terjadi setelahnya. Kita harus
tetap berjalan dengan alir tersebut.
Yang perlu kita lakukan terhadap
alir adalah menjalani dengan senang hati, tabah hati jika alir tersebut sedikit
memberatkan, lalu percayalah alir yang kau pilih akan membawamu pada hal yang
kau inginkan.
Nikmati alurmu.
Jalani alirmu!
*lanjutan
-DNS-