Apakah
kau tahu apa itu Cinta?
Suatu
ketika, aku bertanya “apakah kau punya hati?”. Lawan bicaraku pun menjawab “ya,
aku punya hati.”. Aku pun kembali bertanya “apa yang kau punya dari hatimu?”.
Ia pun menjawab “Cinta.”
Bolehkah
aku menarik kesimpulan bahwa cinta ada dalam hati? Namun, sesederhanakan itu
cinta? Aku tak paham. Atau lebih tepatnya aku belum paham tentang cinta.
Astaga,
mungkin bahasa ku terlalu tinggi untuk mengatakan hal-hal tentang cinta. Aku meralat
semua pernyataan dan simpulanku tadi. Dan kusebut menjadi perasa didalam hati.
Aku
tak tahu sejak kapan perasa itu tumbuh. Aku tak tahu bagaimana selukbeluk
adanya perasa itu didalam hatiku. Semua terjadi begitu saja. Aku hanya tertegun
saat aku menyadari bahwa ada perasa yang berbeda didalam hatiku. Namun, disaat
aku menyadarinya kau sudah terlanjur pergi.
Tak
ada yang bisa disalahkan tentang dua hati yang terlambat menyadari atau yang
terlanjur pergi. Kalian tau? Kedua hati itu sama-sama berjuang. Saat satu hati
mengirimkan sinyal perasa, satu hati lainnya pun mencoba menafsir setiap sirat
perasa. Hanya saja satu hati lainnya itu tak bisa untuk benar-benar menafsir. Karena
apa? Keadaan memaksanya untuk enggan memahaminya. Namun, saat satu hati lainnya
mulai memahami, satu hatu hati yang pertama mulai beranjak pergi. Pergi bukan
untuk meninggalkan. Namun, menghentikan suatu penantian. Bukan tentang berhenti
berjuang.
Kini,
apa yang bisa dilakukan oleh satu hati lainnya itu? Berganti untuk menanti? Menanti
yang pergi? Menanti yang belum tentu kembali? Berjuang memang tak sebercanda
itu. Berjuang memang tak seperti dua garis yang sejajar, selalu bersama meski
tak mungkin berakhiran sama.
Aku
pasti berjuang, namun entah sampai kapan. Aku pun akan mengejar meski tak
secepat kilat.
Pernahkah
kalian berjuang? Memperjuangkan perasa yang ada didalam hati?
Pernahkah kalian mengejar? Mengejar yang entah akankah kembali?
Hati tak melulu soal cinta. Tapi cinta pastilah melibatkan hati.
Pernahkah kalian mengejar? Mengejar yang entah akankah kembali?
Hati tak melulu soal cinta. Tapi cinta pastilah melibatkan hati.
-DNS-
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus