Selasa, 08 September 2015

Siluet Senja

Matahari hendak menuju ke peraduannya, Itu adalah saat dimana kau merekahkahkan senyum bahagia..
Sore itu, kau menampakkan dirimu saat senja.. Kau berdiri tegak, seakan kau ingin menantang indahnya senja.. Matamu terus menerus menatap semesta.. Entah apa yang sebenarnya kau cari, aku sedikit tak memahami.. Yang aku tau kau begitu menyukai senja.. Sesekali kau meminjingkan matamu dan membenarkan letak kaca matamu, mungkin kau ingin memfokuskan pandanganmu hanya pada senja..
Sepoi angin semilir menerpa.. Membuat rambut ikalmu bergerak mendayu-dayu.. Beberapa kali ku perhatikan, kau memejamkan matamu dan mengambil nafas panjang.. Hal ini aku tak benar-benar mengetahui apa maksutmu.. Yang aku tahu, aku semakin terpesona akan tingkah lakumu..

Kini mataku tertuju pada bayang tubuhmu.. Senja membuat lukisan indah di tanah nan hijau belakang rumahmu.. Bayanganmu jelas tak berbeda dengan bentuk nyatamu.. Siluetmu begitu nyata akan adanya senja.. Kau tahu? Sejak saat itu aku semakin mengagumimu. 

-DNS-

Karena mengagumimu sudah cukup bagiku.

Aku hanya mampu melihatmu dari jauh. 
Dari tempat dudukku yang terbelakang.
Melihatmu bercengkrama manis dengan dia.
Dia yang jelas-jelas itu bukan aku.

Aku hanya bisa tersenyum.
Melihat kau tersenyum saat kau bercengkrama dengan dia.
Memperhatikan setiap lekuk wajahmu.
Menikmati manisnya wajahmu dengan lesung pipi yang nampak menawan dimataku.

Kau tahu.
Aku sering merasa rapuh saat ku melihatmu berjalan bersama dengannya.
Saat dia merapikan rambutmu yang berantakan karena hembusan angin.
Dan itu yang membuatku semakin tak mengharapkanmu.

Entah karena apa aku menikmati peranku.
Aku tak begitu mengharapkanmu menjadi mililku.
Akupun tak begitu mempedulikan seberapa banyak waktu yang kau habiskan bersamanya.
Karena mengagumimu sudah cukup bagiku.

                                                                                                            *Dari Pengagum rahasiamu

-DNS-