Kamis, 04 Februari 2016

Sudut Pandang

            Ketika kita menilai sesuatu secara analisis hasilnya akan berbeda dengan yang menilai secara analogi. Pun akan berbeda secara metedologi. Mengapa aku menyatakan seperti itu. Semua itu bergantung bagaimana cara padang kita terhadap suatu hal.
            Dalam kehidupan kita diberi Tuhan sebuah alur. Sebuah jalan kemana kita membawa kehidupan ini. Selain itu Tuhanpun memberikan kita alir. Alir tentang bagaimana kita menjalankan alur. Alir tak hanya semacam. Jika kita ingin berpikir lebih keras lagi, ada banyak alir yang bisa kita gunakan.
            Mengapa demikian? Manusia dewasa akan lebih lama untuk berpikir. Bukan karena analoginya yang terlalu panjang, namun terkadang orang dewasa juga ingin mempertahankan egonya. Sekaligus tanpa mendengarkan kata hatinya (wattpad). Disinilah kita menentukan alir.
            Alir yang bagimana? Alir yang berbeda dengan alir yang lainnya. Alir, tak melulu tentang menjalankan alur. Bisa saja alir yang kita gunakan tak bisa menyelesaikan alur. Mengapa? Karena kita tak memilih alir tetapi mengikuti alur. Apa bedanya dengan pasrah? Hidup diperuntukkan untuk orang-orang yang mau berjuang. Bukan untuk para pemasrah.
            Menentukan alir sama halnya dengan membangun sudut pandang. Satu alur tak mungkin hanya dijalankan oleh satu insan bukan? Akan ada keterlibatan orang lain dalam tiap alurnya. Hal ini menyebabkan kita harus membangun sudut pandang dari berbagai sisi. Membangun sudut pandang dari berbagai sisi, bukan memilih lebih dari satu alir. Bukan juga memilih satu alir kemudian mengalternatifkan mengalah. Itu bukan berpikir dengan berbagai sudut pandang, tetapi berpikir pendek.
            Membangun sudut pandang jelas tak semudah seperti aku menuliskan tulisan sudut pandang ini. Sudut pandang pun bisa menjadi indentitasmu. Apa mudah membentuk identitas? Identitas bisa saja suatu kekhasan. Maka sudut pandangpun merupakan suatu kekhasan. Jika kau membuatnya menjadi khas. Sungguh, aku merasa bersalah menulis tentang hal ini. Mengapa? Karena terkadang sudut pandangku pun masih berantakan. Sungguh.
            Kesimpulan tentang sudut pandang adalah bagaimana kita berpikir lebih dari satu sisi. Berpikir bagaimana jika seperti ini, bagaimana jika tidak seperti ini pun bagaimana jika seperti ini dan tidak seperti ini. Menurutku tak mudah, seperti yang sudah kukatakan tadi.
Hidup dengan berbagai sudut pandang membuatmu semakin berkembang!

*lanjutan
-DNS-