Aku hanya mampu melihatmu dari jauh.
Dari tempat dudukku yang terbelakang.
Melihatmu bercengkrama manis dengan dia.
Dia yang jelas-jelas itu bukan aku.
Melihatmu bercengkrama manis dengan dia.
Dia yang jelas-jelas itu bukan aku.
Aku hanya bisa tersenyum.
Melihat kau tersenyum saat kau bercengkrama dengan dia.
Memperhatikan setiap lekuk wajahmu.
Menikmati manisnya wajahmu dengan lesung pipi yang nampak menawan dimataku.
Melihat kau tersenyum saat kau bercengkrama dengan dia.
Memperhatikan setiap lekuk wajahmu.
Menikmati manisnya wajahmu dengan lesung pipi yang nampak menawan dimataku.
Kau tahu.
Aku sering merasa rapuh saat ku melihatmu berjalan bersama dengannya.
Saat dia merapikan rambutmu yang berantakan karena hembusan angin.
Dan itu yang membuatku semakin tak mengharapkanmu.
Aku sering merasa rapuh saat ku melihatmu berjalan bersama dengannya.
Saat dia merapikan rambutmu yang berantakan karena hembusan angin.
Dan itu yang membuatku semakin tak mengharapkanmu.
Entah karena apa aku menikmati peranku.
Aku tak begitu mengharapkanmu menjadi mililku.
Akupun tak begitu mempedulikan seberapa banyak waktu yang kau habiskan bersamanya.
Karena mengagumimu sudah cukup bagiku.
Aku tak begitu mengharapkanmu menjadi mililku.
Akupun tak begitu mempedulikan seberapa banyak waktu yang kau habiskan bersamanya.
Karena mengagumimu sudah cukup bagiku.
*Dari
Pengagum rahasiamu
-DNS-
0 komentar:
Posting Komentar