Kau
tahu, apa yang kini sedang ku rasakan? Kau tau, apa yang kini sedang mengusik
pikiranku. Kamu. Yang ku pikir sebagai orang keduaku. Tapi ternyata bukan. Kau tahu,
mengapa harus ada rasa itu? Tidak, tidak seorangpun tahu mengapa suatu perasa bisa
tumbuh. Tidak seorangpun mampu benar-benar mengontrol perasa itu. Termasuk aku.
Mungkinkah
seiring berjalannya waktu, ada pintu untukku? Ada celah untuk aku masuk secara
nyata dalam kehidupanmu? Menebaknya akupun tak bisa. Apalagi benar mendapat
kesempatan itu.
Jangan
salahkan aku mengapa aku merangkai kata seperti ini. Hatiku pikiranku kini
semua tertuju padamu. Tertuju pada perasa yang lama tak tersampaikan. Tertuju pada
perasa yang sempat terabaiakan. Dan kini ku tau aku terlambat untuk
memahaminya. Terlambat untuk mengerti.
Entah,
masihkah ada kesempatan atau tidak. Cukup aku yang harus tahu diri. Cukup aku
yang kini berganti merasakan yang disebut sebuah penantian. Penantian yang
entah sampai kapan.
Aku
enggan terpuruk oleh keadaan ini. Tetapi akupun tak tahu bagaimana caraku
menghindari keterpurukan ini. Aku. Kamu. Akankah menjadi kita?
-DNS-
0 komentar:
Posting Komentar