Aku
tak tahu, seberapa lama aku tertidur. Aku tak tau mengapa tiba-tiba aku
terbangun dan harus dihadapkan oleh kenyataan seperti ini. Sekarang, aku ada
secara nyata. Namun, mengapa kau mencari-cari orang yang menyerupaiku. Kemudian
menganggapnya adalah aku.
Kau
tahu, bagaimana remuknya hati ini? Aku sendiri tak tahu mengapa aku masih
sanggup melihatmu. Melihatmu ketika kau bersama dia yang kau anggap aku. Tak
kau rasakankah getaran yang berbeda?
Saat tiba-tiba mataku dan matamu saling bertemu, ya bertemu seperti
biasanya. Mata kita saling bertautan bahkan untuk sepersekian detik aku
merasakan detak jantungku berhenti. Namun, tak lagi mata hitam indahmu yang
kulihat, tetapi keberadaannya di sisimu.
Kau
tahu bagaimana mirisnya hati ini. Kau lukai sebegitu pedihnya. Kau tinggalkan
sebegitu kejamnya. Kau biarkanku terbayang dalam canda indah yang pernah kita
lalui bersama. Maksutku, kau dan aku. Kini kau hanyalah seperti bintang pijar yang tak mampu ku
gapai. Kini aku seperti orang bodoh yang
tak tahu kemana arah hidupku.
Aku
hanya tak habis pikir saja denganmu. Sebegitu mudahkah kau melupakanku. Atau
lebih tepatnya mengasingkanku dari hatimu. Aku tahu, aku masih ada dalam
kehidupanmu dan kau pun begitu. Namun kini, kau tak selalu ada untukku. Tak
seperti dulu.
Bukankah
lebih indah kita saling memahami dari awal, bukan malah menjadikan pelarian?
Sekali lagi dari sisi mana kau anggap dia sama denganku. Dari sudutpandang mana
kau melihatku ada pada dirinya, padahal keberadaanku nyata untukmu.
Sungguh
seharunya aku tak perlu tertidur untuk sekian waktu yang lalu. Sungguh
seharusnya aku menyadari hadirmu. Bukan malah mengabaikanmu. Kini aku sendiri
merasakan bagaimana sakitnya kehilangan dirimu.
Sungguh,
aku nyata ada untukmu. Dan dia bukan aku.
-DNS-
0 komentar:
Posting Komentar